Seorang pria terpaksa memanggul mayat istrinya berjalan belasan kilometer karena tidak mampu menyewa ambulans.Dilaporkan Odisha TV, sang istri yang bernama Amang Dei (42), meninggal akibat penyakit tuberkolosis.
Meski sudah dirawat di rumah sakit daerah, nyawanya tidak tertolong sehingga wafat Rabu (24/8/2016) pukul 02.00 dini hari waktu setempat.Sang suami, Dana Majhi berupaya mencari ambulans. Tapi uangnya tidak mencukupi. Meski sudah memohon pada pihak berwenang rumah sakit, usaha Majhi mendapatkan ambulans tetap tidak berhasil.
“Saya sudah meminta pada siapa saja, tapi tak seorang pun mendengarnya. Saya tidak punya pilihan kecuali menggendongnya pulang,” sebut Majhi dilansir Indian Express.
Majhi lalu membungkus jasad istrinya dengan sprei tua dari kasur di rumah sakit di Kota Bhawanipatna pada Rabu pagi. Ia mengangkat ke bahu, lalu memanggul mayat istrinya.
Majhi pun berjalan ke luar rumah sakit menuju kampungnya di Desa Melghar, yang berjarak sekitar 60 kilometer, dengan ditemani anak perempuannya.
Puterinya yang baru berusia 12 tahun tersebut terisak-isak di sisi sang ayah sepanjang perjalanan pulang.Ketika Odisha TV (OTV) mengetahui insiden ini, Majhi sudah berjalan sekitar 12 kilometer dari rumah sakit.
“Pihak rumah sakit mengatakan tidak ada kendaraan. Saya memohon pada mereka dengan mengatakan saya orang miskin dan tidak mampu membayar kendaraan untuk membawa jasad istri saya. Walaupun berulang kali meminta, mereka mengatakan mereka tidak bisa memberikan bantuan,” keluh Majhi dilaporkan OTV.
Namun pemerintah distrik Kalahandi, Brundha D mengatakan Majhi tidak menunggu pemerintah mengupayakan ambulans.”Tentu kita akan membawa jenazah dengan kendaraan,” katanya.Ia mengatakan telah menyetujui bantuan pemakaman dari negara sebesar Rs 2000 dan Rs 10.000 dari dana palang merah distrik.
Setelah mengetahui posisi Majhi, pihak OTV menyusul dan memberitahu bahwa wakil pemerintah akan tiba dengan mobil jenazah untuk membawa mayat Amang Dei.
Ini bukan insiden pertama kalinya masyarakat harus menggendong pulang mayat orang tercinta di India. Mei lalu, dua pemuda membawa jasad sanak keluarga dari Pusat Kesehatan Masyarakat Jharigan ke Desa Bharuamunda. Jaraknya hampir 30 km.
Ini dilakukan karena mereka tidak punya cukup uang untuk menyewa kendaraan.Pada bulan April, satu keluarga dari Andhra Pradesh, yang baru-baru ini datang ke kabupaten Rayagada, terpaksa menderek tubuh putri mereka dalam trolleyrickshaw untuk menghadiri upacara terakhir. Sebab tidak ada seorang pun yang datang untuk membantu mereka.
Sumber : Tribunnews
Meski sudah dirawat di rumah sakit daerah, nyawanya tidak tertolong sehingga wafat Rabu (24/8/2016) pukul 02.00 dini hari waktu setempat.Sang suami, Dana Majhi berupaya mencari ambulans. Tapi uangnya tidak mencukupi. Meski sudah memohon pada pihak berwenang rumah sakit, usaha Majhi mendapatkan ambulans tetap tidak berhasil.
“Saya sudah meminta pada siapa saja, tapi tak seorang pun mendengarnya. Saya tidak punya pilihan kecuali menggendongnya pulang,” sebut Majhi dilansir Indian Express.
Majhi lalu membungkus jasad istrinya dengan sprei tua dari kasur di rumah sakit di Kota Bhawanipatna pada Rabu pagi. Ia mengangkat ke bahu, lalu memanggul mayat istrinya.
Majhi pun berjalan ke luar rumah sakit menuju kampungnya di Desa Melghar, yang berjarak sekitar 60 kilometer, dengan ditemani anak perempuannya.
Puterinya yang baru berusia 12 tahun tersebut terisak-isak di sisi sang ayah sepanjang perjalanan pulang.Ketika Odisha TV (OTV) mengetahui insiden ini, Majhi sudah berjalan sekitar 12 kilometer dari rumah sakit.
“Pihak rumah sakit mengatakan tidak ada kendaraan. Saya memohon pada mereka dengan mengatakan saya orang miskin dan tidak mampu membayar kendaraan untuk membawa jasad istri saya. Walaupun berulang kali meminta, mereka mengatakan mereka tidak bisa memberikan bantuan,” keluh Majhi dilaporkan OTV.
Namun pemerintah distrik Kalahandi, Brundha D mengatakan Majhi tidak menunggu pemerintah mengupayakan ambulans.”Tentu kita akan membawa jenazah dengan kendaraan,” katanya.Ia mengatakan telah menyetujui bantuan pemakaman dari negara sebesar Rs 2000 dan Rs 10.000 dari dana palang merah distrik.
Setelah mengetahui posisi Majhi, pihak OTV menyusul dan memberitahu bahwa wakil pemerintah akan tiba dengan mobil jenazah untuk membawa mayat Amang Dei.
Ini bukan insiden pertama kalinya masyarakat harus menggendong pulang mayat orang tercinta di India. Mei lalu, dua pemuda membawa jasad sanak keluarga dari Pusat Kesehatan Masyarakat Jharigan ke Desa Bharuamunda. Jaraknya hampir 30 km.
Ini dilakukan karena mereka tidak punya cukup uang untuk menyewa kendaraan.Pada bulan April, satu keluarga dari Andhra Pradesh, yang baru-baru ini datang ke kabupaten Rayagada, terpaksa menderek tubuh putri mereka dalam trolleyrickshaw untuk menghadiri upacara terakhir. Sebab tidak ada seorang pun yang datang untuk membantu mereka.
Sumber : Tribunnews