Di dalam sebuah rumah tangga, pahit manis, turun naik, susah senang, merupakan dinamika yang pasti dijumpai. Ujian dan cobaan pun akan senantiasa ada. Ujian datang salah satunya juga ketika ada rasa cemburu yang hadir. Cemburu bisa membuat lahirnya percekcokan kecil atau besar. Memang cemburu itu dibutuhkan, namun jika rasa cemburu hadir secara berlebihan dan menimbulkan rasa tidak nyaman, bagaimana Islam memandang hal ini ya?
Rasulullah saw bersabda : “Ada tiga orang yang mereka tidak akan masuk syurga selamanya, yakni orang durhaka kepada kedua orang tuanya, Ad-Dhayyuts, dan wanita yang menyerupai laki-laki”. Dhayyuts adalah yang tidak peduli kepada orang yang bergaul bersama istrinya, seperti yang dikutip hijapedia.com.
Aisyah Ra. menuturkan, pada suatu malam Nabi Muhammad SAW keluar rumah. Dia merasa cemburu kalau-kalau Nabi SAW mendatangi istri-istrinya yang lain. Setelah pulang, Nabi Muhammad mendapati tingkah laku istrinya yang janggal. Beliau bertanya
“Mengapa engkau hai Aisyah? Cemburu kah”
“Bagaimana wanita sepertiku tidak cemburu terhadap laki-laki seperti engkau?”Aisyah balik bertanya.
“Apakah setan telah datang menggodamu?Tanya Rasulullah SAW lagi
“Ya Rasulullah, apakah aku disertai setan?”
“Ya”
“Engkau juga (disertai setan)”
“Ya, tapi aku dilindungi oleh Tuhanku, sehingga aku selamat,” Jawab Rasulullah SAW (HR. Muslim)
Namun ada pula cemburu yang akan memberikan efek yang baik. Cemburu inilah yang disukai Allah SWT. Rasulullah SAW mengatakan, bahwa tidak ada yang cemburu melebihi cemburunya Allah SWT.
Namun ada pula cemburu yang akan memberikan efek yang baik. Cemburu inilah yang disukai Allah SWT. Rasulullah SAW mengatakan, bahwa tidak ada yang cemburu melebihi cemburunya Allah SWT.
Mughiroh bin Syu’bah ra. mengatakan, Sa’ad bin Ubadah berkata, “Seandainya aku melihat laki-laki lain berduaan dengan istriku, sungguh ku penggal dia dengan pedang tanpa memaafkan.
Mendengar hal itu Nabi Muhammad SAW bersabda “Alangkah anehnya cemburu Sa’ad itu. Demi Allah, aku lebih cemburu dari padanya. Dan Allah lebih cemburu pula dari pada aku. Karena cemburunya Allah, maka diharamkan segala perbuatan keji, baik terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi. Tidak seorang pun lebih cemburu dibandingkan Allah. Tidak seorang pun lebih meresapkan dibandingkan Allah. Oleh sebab itulah Dia mengutus para Rasul untuk memberi kabar suka dan duka. Dan seorang pun yang lebih suka kepada pujian dari pada Allah, karena itulah dia menjadikan surga,” (HR.Muslim)
Mengacu pada sabda Rasulullah saw tersebut, maka laki-laki atau suami harus merasa cemburu kepada istrinya. Kita sebagai istri harus dicemburui. Jika mereka tidak cemburu, maka mungkin mereka tidak benar-benar menjaga dan melindungi istrinya dengan baik. Namun ada cemburu yang dicintai Allah dan ada cemburu yang dibenci Allah.
“Sesungguhnya kecemburuan itu ada yang dicintai Allah dan ada yang dibenci Allah. Adapun rasa cemburu yang disukai Allah adalah cemburu karena cemas (khawatir), dan cemburu yang dibenci Allah adalah cemburu yang bukan karena rasa cemas.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Maka cemburu yang baik adalah cemburu yang dilandasi oleh rasa cemas. Rasa cemas dan khawatir ini adalah perasaan takut jika istrinya dapat keluar syariat dan melampaui batasnya dalam berbagai hal, terutama dalam bergaul dengan lawan jenis. Alasan cemburu ini pun mesti jelas dan tidak berpotensi sebuah tuduhan.
Sedangkan begitulah cemburu yang tidak disukai Allah, yaitu jenis cemburu buta. Cemburu yang tanpa dilandasi oleh fakta dan bukti nyata atau syar’i. Hal ini hanya akan memperkeruh suasana di dalam rumah tangga dan ini yang harus dihindari.
Subhanallah, mengenai detil rasa cemburu pun telah diatur di dalam Islam. Islam, rahmatan lil alamin, rahmat bagi setiap orang. Maka yuk Sisters, jaga diri kita agar tidak membuat suami cemburu berlebihan.