Keren! Ibu-Ibu Siram Konvoi Lulusan SMA dengan Air Bekas Cucian Piring!

Aksi heroik ibu-ibu ini patut diacungi jempol sih, langsung bubar deh tuh.. via youtube.com

Bagi kamu yang sudah lulus mungkin hari-hari kelulusan kemarin jadi moment yang tak terlupakan. Mungkin dari kamu ada yang konvoi sampai nyoret-nyoret baju pakai cat/pilox. Kalau nggak ikut, syukur deh!

Karena kalau ikut, berarti kamu lupa ada hal yang lebih sulit dari masa SMAmu, yaitu saat kamu masuk dunia kerja itu kehidupan yang sebenarnya. Atau jika lanjut kuliah, kamu bakal rasain susahnya bikin tugas tiap hari. Atau bahkan kamu yang kerja sambil kuliah, 2 beban sekaligus.

Sebenarnya, meski nggak pakai konvoi, kelulusanmu bisa kamu rayakan dengan hal yang berbeda kok, bisa dengan makan-makan bersama keluarga, mengadakan tasyakuran, atau hal positif lainnya.

Namun memang tak dipungkiri, yang ngetrend dan negatif ya pagelaran konvoi plus aksi corat-coret seragam itu.

Kalian harusnya tahu lah, kalau hal itu bisa mengganggu ketertiban masyarakat, seperti menggunakan sepeda motor dengan knalpot berisik, memencet-mencet klakson, bergerombol hingga menimbulkan kemacetan, dan lain-lain. Meski sudah banyak sekolah dan kepolisian setempat yang melarang siswa-siswi SMA konvoi dan menimbulkan kerusuhan, namun tak jarang aktivitas ini masih banyak menjadi pilihan teman -temanmu untuk merayakan momen kelulusan tersebut.

Padahal dari hal ini sudah banyak lho pelajar yang dirazia aparat, hingga ditilang polisi, ataupun dihukum kepala sekolah mereka.

Yang terbaru ya kelulusan kemarin ini, ada konvoi yang disiram sekelompok ibu-ibu di Madiun menggunakan air bekas cucian piring. Kocak sih 😀

Aksi heroik ibu-ibu ini patut diacungi jempol sih, langsung bubar deh tuh.. via youtube.com

Sekelompok ibu-ibu di Madiun, Jawa Timur, tampaknya mewakili suara sebagian besar masyarakat yang sering merasa dirugikan dengan tingkah bocah-bocah ingusan yang baru lulus SMA tersebut. Selain menyebabkan kemacetan parah, kegiatan konvoi mereka juga kerap menimbulkan kebisingan karena suara knalpot, klakson, ataupun teriakan-teriakan keras. Tak jarang mereka juga berlaku semena-mena dengan pengguna jalan lain seperti memberhentikan arus lalu lintas supaya mereka bisa lewat, dan lain-lain.

Padahal setiap pengendara memiliki hak yang sama. Kerusuhan tersebut rupanya berhasil dibubarkan oleh ibu-ibu yang berjualan di sekitar Lapangan Gulun Kota Madiun, tempat segerombolan pelajar SMA melakukan konvoi. Meskipun sedikit membuat gagal paham, tapi cara yang dipilih ibu-ibu ini nyatanya cukup ampuh lho.

Mereka menyiramkan air bekas cucian piring ke kelompok pelajar yang melintas dengan seragam putih-abu yang sudah tercoret-coret. Tak hanya disiram, bahkan salah seorang ibu juga melemparkan ember yang mengenai sepeda motor beberapa siswa. Kapok tuh.

Jangan kira, ibu-ibu bisanya cuma naik motor matic, belok kanan nyalakan sign kiri.


Selama ini ibu-ibu banyak dikenal karena ketidakmampuannya mengendarai sepeda motor di jalan raya dengan benar sesuai aturan. Namun image tersebut sepertinya mampu tergeserkan dengan aksi heroik ibu-ibu di Madiun ini. Ketika para aparat sulit menertibkan, justru emak-emak inilah yang mampu mengatasi ulah para pelajar bandel tersebut. Tak ada upaya untuk melawan, akhirnya para siswa memilih untuk bubar.. The power of emak-emak deh ya..


Kepolisian setempat pun pada akhirnya ikut menghalau konvoi pelajar tersebut

Polisi menghalau aksi konvoi via news.detik.com

Meskipun sudah dilarang, anak-anak muda ini tetap keras kepala. Akhirnya mereka sendiri yang menanggung akibatnya. Para aparat kepolisian bekerja sama dengan SMA-SMA di beberapa kota di Indonesia memang sudah menghimbau agar para pelajar tidak merayakan kelulusan dengan cara coret-coret dan konvoi di jalanan.

Meski jumlahnya berkurang, tapi masih cukup banyak ditemui pelajar yang masih nakal. Kasat Lantas Polres Madiun Kota, AKP Purwanto Sigit Raharjo, menyatakan bahwa pihaknya juga turut menertibkan aksi siswa-siswi tersebut. Mereka mengarahkan agar para pelajar pulang ke rumah masing-masing. Tindak tegas akan dipilihnya jika ditemukan pelajar yang masih bandel.