Ramadhan Tiba, Jangan Semua Pekerjaan Dilimpahkan ke Istri! Kata Rasulullah..


Hanya tingga menghitung hari, kita akan berjumpa dengan bulan yang penuh berkah, Yap, Bulan Suci Ramadhan. Namun dengan datangnya Bulan Suci ini, Sosok istri ternyata juga semakin besar pekerjaannya. Jangan mentang-mentang suami puasa, semua pekerjaan dilimpahkan ke istri.

Allah SWT berfirman, “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, (maka) Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar,” (QS. Al-Ahzab [33]: 35).

Dalam ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa Allah SWT memuliakan kaum perempuan. Tapi mengapa kaum Adam seenaknya saja melimpahkan semua pekerjaan pada kaum perempuan? Padahal baik laki-laki maupun perempuan sama-sama melaksanakan ibadah puasa. Apa salahnya jika pekerjaan dibagi dua? Dalam keadaan puasa pun mereka tetap melaksanakan kewajiban tanpa ada rasa lelah dan tanpa mengeluh sedikitpun. Sebisa mungkin ia harus dapat membagi uang yang pas-pasan sampai akhir bulan ramadhan.

Begitu pentingnya peran perempuan, sehingga Rasulullah SAW memberikan penegasan, “Yang terbaik diantara kamu adalah yang paling baik kepada perempuan,” (HR. Ibnu Majah). Dengan kata lain, seseorang belum menjadi hamba yang baik jika ia masih membebani kaum perempuan.

Dari Abu Said al-Hudri RA, meriwayatkan bahwa ketika itu Nabi SAW bersabda di hadapan para perempuan, “Tidak ada satu makhluk yang kurang akal dan agamanya akan tetapi mampu menaklukan keteguhan hati seorang ksatria, selain perempuan seperti kalian.” Para wanita kemudian bertanya ihwal kurangnya akal dan agama mereka. Rasulullah SAW menjelaskan, “Bukankah kesaksian seorang wanita itu nilainya hanya setengah kesaksian laki-laki? Bukankah ketika datang bulan (haidh) mereka tidak shalat dan juga tidak berpuasa?” (para wanita) berkata “Benar, ya Rasul”. Sambung Nabi, “Itulah yang aku maksud kurangnya akal dan agama mereka,” (HR. Bukhari).

Hikmah yang dapat dipetik adalah Rasulullah SAW menempatkan perempuan sesuai dengan peran dan fungsinya yang mulia. Maka dari itu, hendaklah di bulan suci ini kita mengurangi beban dari seorang wanita dalam segala hal. Saatnya kita menghargai kaum perempuan sebagai sosok yang tidak hanya sebagai figuran.

Nah untuk itu.. tidak hanya Ramadhan saja tapi juga hari-hari lainnya jangan sampai seenaknya sendiri menyuruh istri untuk lakukan pekerjaan yang tidak semestinya. Atau kalau bisa, bantulah dia untuk meringankan bebannya.