Naudzubillah, Ini Azab Pedih Untuk Orang yang Tidak Pandai Bersyukur


najipalimunajat.com

Berikut akan dijelaskan bagaimana Allah mengAzab orang-orang yang tidak bersyukur.

Kenapa begitu pedih? Ya tentu saja, hanya untuk orang yang tidak pandai bersyukur, sekarang masih sehat, masih bisa bernafas, masih bisa melihat, masih bisa merasakan, berjalan, makan makanan yang halal dan banyak lagi nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.

Karena sebegitunya banyaknya nikmat yang diberikan. Pernahkah anda berpikir azab pedih semacam apa yang Allah berikan untuk orang-orang yang tak bersyukur?

وَإِذْتَأَذَّنَرَبُّكُمْلَئِنْشَكَرْتُمْلَأَزِيدَنَّكُمْۖوَلَئِنْكَفَرْتُمْإِنَّعَذَابِيلَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Melansir Ummi, mungkin kita mengira yang disebut azab pastilah berupa kecelakaan, ditimpa kemalangan, kerugian atau kesusahan, akan tetapi bisa jadi tidak demikian!



Pernahkah melihat seseorang yang tidak kekurangan apapun juga, tapi ia justru merasa kekurangan segalanya?

Ada seseorang yang kaya raya, ia memiliki rumah, kendaraan mobil, pasangan hidup yang setia, anak-anak yang sehat, akan tetapi tetap saja ia merasa hatinya kering dari kebahagiaan, ia merasa orang lain di luar sana jauh lebih bahagia dari dirinya. Bahkan pemulung yang tidak punya apapun untuk dimakan masih bisa tertawa bahagia dan merasa cukup daripada dirinya.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Tentu saja bisa, dan hal ini banyak terjadi. ‘Azab’ seperti ini menimpa orang-orang yang tidak bersyukur. Mereka tak mengerti apa yang salah, apa yang kurang, karena hakikatnya… yang perlu diperbaiki bukanlah kondisi yang ada pada dirinya, melainkan sikapnya dalam menerima segala yang Allah beri.

Apa yang perlu dilakukan jika terindikasi sebagai orang yang kurang bersyukur dan selalu merasa tidak cukup?

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah bertaubat. Bertaubat ditandai dua hal, yakni rasa penyesalan dan berjanji tidak akan melakukan hal yang sama (tidak bersyukur).

Kedua, berdamailah dengan kondisi apapun yang saat ini terima dari Allah. Sadari betapa beruntungnya menjadi diri Anda saat ini.

Sementara di luar sana banyak orang tak bisa makan, Anda bisa makan tiga kali sehari. Sementara banyak orang di luar sana tak memiliki tempat tinggal, kepanasan dan kehujanan di dalam gerobak sampah, sedangkan Anda bisa berteduh di bangunan rumah yang nyaman.

Ketiga, berkontribusilah untuk umat. Orang yang bersyukur pastilah akan membagikan rasa syukurnya pada orang lain. Ia sudah merasa cukup sehingga mampu berbagi, sedangkan orang tak bersyukur selalu merasa kurang, maka ia tak bisa dan enggan membagi kontribusi pada sesama. Ia justru selalu berpikir apa yang bisa diperoleh dari orang lain?

Lepaskan diri kita dari azab pedih Allah karena mengingkari nikmatNya! Jangan sampai suatu hari Allah mengambil nikmat yang Ia titip pada kita, lantaran kita tak pernah menikmati nikmat tersebut, melainkan selalu mengeluhkan apa yang kurang.

Maukah kita bertaubat dan mulai bersyukur saat ini juga? Ataukah kita mau menunggu saja sampai Allah mengambil orangtua kita, anak-anak kita, kesehatan kita, pasangan hidup kita, sampai kita tak memiliki apapun lagi dan barulah tersadar bahwa sebenarnya saat ini kita telah memiliki segalanya?